BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Infeksi kronis di telinga tengah
dengan perforasi membran timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah
terus-menerus atau hilang timbul. Sekret mungkin encer atau kental, bening atau
berupa nanah (Syamsuhidajat, 1997).
Otitis media supuratif kronik adalah peradangan mukosa telinga
tengah disertai keluarnya cairan dari telinga melalui perforasi membran timpani
(gendang telinga berlubang). Masyarakat mengenal OMSK sebagai penyakit congek, kopok, toher atau curek. Cairan
yang keluar dari telinga dapat terus menerus atau hilang timbul. Kejadian OMSK
dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain suku bangsa, jenis kelamin,
tingkat sosioekonomi, keadaan gizi, dan kekerapan mengalami infeksi saluran
pernapasan atas (ISPA/ batuk pilek). (Kapita Selekta Kedokteran.1999 )
Otitis media
supuratif kronik (OMSK) didalam masyarakat Indonesia dikenal dengan istilah
congek, teleran atau telinga berair yang menyebabkan terjadinya peradangan di telinga tengah
sehingga dapat terjadi fungsi penurunan pendengaran.
2.2 Etiologi
OMSK,
Penyebab
terbesar otitis media supuratif kronis adalah infeksi campuran bakteri dari
meatus auditoris eksternal , kadang berasal dari nasofaring melalui tuba
eustachius saat infeksi saluran nafas atas. Organisme-organisme dari meatus
auditoris eksternal termasuk staphylococcus, pseudomonas aeruginosa, B.proteus,
B.coli dan aspergillus. Organisme dari nasofaring diantaranya streptococcus
viridans (Streptococcus A hemolitikus, streptococcus B hemolitikus dan
pneumococcus).
2.3 Patofisiologi
OMSK, Banyak penelitian pada hewan percobaan
dan preparat tulang temporal menemukan bahwa adanya disfungsi tuba Eustachius,
yaitu suatu saluran yang menghubungkan rongga di belakang hidung (nasofaring)
dengan telinga tengah (kavum timpani), merupakan penyebab utama terjadinya
radang telinga tengah ini (otitis media, OM). Pada keadaan normal, muara tuba
Eustachius berada dalam keadaan tertutup dan akan membuka bila kita menelan.
Tuba Eustachius ini berfungsi untuk menyeimbangkan tekanan udara telinga tengah
dengan tekanan udara luar (tekanan udara atmosfer). Fungsi tuba yang belum
sempurna, tuba yang pendek, penampang relatif besar pada anak dan posisi tuba
yang datar menjelaskan mengapa suatu infeksi saluran nafas atas pada anak akan
lebih mudah menjalar ke telinga tengah sehingga lebih sering menimbulkan OM
daripada dewasa.
Pada anak dengan infeksi saluran nafas
atas, bakteri menyebar dari nasofaring melalui tuba Eustachius ke telinga
tengah yang menyebabkan terjadinya infeksi dari telinga tengah. Pada saat ini
terjadi respons imun di telinga tengah. Mediator peradangan pada telinga tengah
yang dihasilkan oleh sel-sel imun infiltrat, seperti netrofil, monosit, dan
leukosit serta sel lokal seperti keratinosit dan sel mastosit akibat proses
infeksi tersebut akan menambah permiabilitas pembuluh darah dan menambah
pengeluaran sekret di telinga tengah. Selain itu, adanya peningkatan beberapa
kadar sitokin kemotaktik yang dihasilkan mukosa telinga tengah karena stimulasi
bakteri menyebabkan terjadinya akumulasi sel-sel peradangan pada telinga
tengah. Mukosa telinga tengah mengalami hiperplasia, mukosa berubah
bentuk dari satu lapisan, epitel skuamosa sederhana, menjadi pseudostratified
respiratory epithelium dengan banyak lapisan sel di antara sel tambahan
tersebut. Epitel respirasi ini mempunyai sel goblet dan sel yang bersilia,
mempunyai stroma yang banyak serta pembuluh darah. Penyembuhan OM ditandai
dengan hilangnya sel-sel tambahan tersebut dan kembali ke bentuk lapisan epitel
sederhana.
2.4
Tanda dan Gejala
- Gangguan pendengaran/pekak.
- Suara berdenging/berdengung (tinitus)
- Rasa pusing yang berputar (vertigo).
- Rasa nyeri di dalam telinga (Otalgia)
- Keluar cairan atau nanah dari telinga tengah (otore)
- Gendang telinga berlubang
2.5 Pemeriksan Penunjang
1.
Tes
audiometric untuk memeriksa sensitivitas pendengaran
2.
Foto
rontgen pada mastoid
3.
Terapi
OMSK tipe maligna dengan pembedahan
2.6 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan OMSK yang efektif harus didasarkan pada
faktor-faktor penyebab dan pada stadium penyakitnya. Dengan demikian haruslah
dievaluasi faktor-faktor yang menyebabkan penyakit menjadi kronis,
perubahan-perubahan anatomi yang menghalangi penyembuhan serta mengganggu
fungsi, dan proses infeksi yang terdapat ditelinga. Bila didiagnosis
kolesteatom, maka mutlak harus dilakukan operasi, tetapi obat -obatan dapat
digunakan untuk mengontrol infeksi sebelum operasi.
Prinsip pengobatan tergantung dari jenis penyakit dan
luasnya infeksi, dimana pengobatan dapat dibagi atas :
1.
Konservatif /obat-obatan
2. Operasi
2.7 Pengkajian Keperawatan
a.
Pengkajian umum
1. Identitas Klien
Identitas
klien terdiri dari Nama klien, umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa,alamat,
tanggal masuk RS, No. Medrec
2.
Identitas
Penanggung Jawab
Identitas
penanggung jawab klien terdiri dari nama, umur, jenis kelamin, alamat, hubungan
dengan klien
3.
Keluhan
Utama
Biasanya
klien atau keluarga klien mengeluh nyeri di sekitar telinga dengan keluarnya
cairan atau nanah
4.
Riwayat
kesehatan sekarang
Riwayat
kesehatan sekarang merupakan perjalanan penyakit klien mulai dari rumah klien
hingga dibawa ke rumah sakit dengan menggunakan metode PQRST
5.
Riwayat
Penyakit Dahulu
Dalam
pengkajian riwayat penyakit dahulu ditemukan apakah klien pernah mengalami
keluhan yang sama sebelumnya atu pernah menderita penyakit lain hingga harus di
rawat di rumah sakit
6.
Riwayat Penyakit Keluarga
Dalam pengkajian riwayat penyakit keluaraga dapat
diketahui apakah ada keluarga klien yang memiliki penyakit yang sama seperti
klien atau memiliki penyakit menular atau penyakit keturunan lainnya
b.
Pemeriksaan Fisik
1.
Tanda-tanda
Vital
TD :
120/90mmHg
Nadi :
80X / mnt
RR :
16-22x / mnt
T :
>37ÂșC
2.
Pemeriksaan
fisik persistem
a.
System
penginderaan
Telinga : Telinga tampak kotor dan penuh serumen serta nanah
Terdapat lubang pada gendang telinganya
Hidung :
Terdapat secret pada mukosa hidung
b.
System
Pernafasan
Inspeksi : RR dalam batas normal 16-22x/menit
Pergerakan dinding dada simetris / asimetris
Auskultasi : Terdapat suara nafas tambahan/tidak
Palpasi : adanya nyeri tekan/tidak
Perkusi : terdengar suara resonan (nyaring) pada dada sebelah kanan
c. System Cardiovaskuler
Auskultasi : Dalam batas normal 60-100x/menit
Perkusi : Terdengar bunyi redup/dullness
d.
System
Persarafan
Tingkat kesadaran : GCS < 15
Terdapat penurunan kesadaran
Terdapat keluhan berupa sakit kepala
dan pusing yang hebat
e. System Pencernaan
- Penurunan nafsu makan
- Anorexia/mual muntah
2.8
Analisa Data
No
|
Data
|
Etiologi
|
Masalah
|
|
1.
|
DS :
Kemungkinan klien mengeluh sulit mendengar dan berkomunikasi
DO : -
Tampak klien mengalami kesulitan berkomunikasi
- Tampak adanya serumen di dalam liang
telinga klien
|
OMSK
↓
Maligna metaplastik
↓
Terdapat kolesteatom pada telinga tengah
↓
Ketidaktahuan klien mengenai pentingnya kebersihan telinga
↓
Sekret berbentuk nanah dan bau khas
↓
Otore = PUS pada MAE (kental/busuk)
↓
Pendengaran menurun
↓
Gangguan komunikasi
|
Gangguan
komunikasi
|
|
2.
|
DS : Kemungkinan
klien mengeluh tidak dapat mendengar suara di sekitarnya dengan jelas
DO:
Klien tampak meminta lawan bicara untuk mengulang pembicaraannya
|
OMSK
↓
Maligna metaplastik
↓
Terdapat kolesteatom pada telinga tengah
↓
Sekret berbentuk nanah dan bau khas
↓
Otore = PUS pada MAE (kental/busuk)
↓
Ketidakmauan klien untuk membersihkan telinga
↓
Pendengaran menurun
↓
Perubahan persepsi/sensori
|
Perubahan
persepsi/sensoris
|
|
3.
|
DS:
Kemungkinan klien mengatakan cemas menghadapi operasi
DO:
klien tampak cemas dan sering bertanya mengenai prosedur dan dampak pasca
operasi telinga
|
OMSK
↓
Maligna degenerative
↓
Perforasi pada marginal
↓
Granulasi diliiang telinga luar dari telinga tengah
↓
Polip
↓
Mastoidektomi
↓
Ketidak mampuan klien untuk berobat ke spesialis THT
↓
Cemas
|
cemas
|
|
2.9
Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan komunikasi pada Ny.X keluarga
Tn.X b.d penurunan fungsi pendengaran akibat ketidak tahuan klien tentang
pentingnya membersihkan telinga
2. Perubahan persepsi/sensori pada Ny.X
keluarga Tn.X b.d infeksi pada telinga tengah akibat ketidak mauan klien
membersihkan kotoran telinga
3. Cemas pada Tn.X b.d menurunnya fungsi
pendengaran akibat ketidak mampuan Tn.X (KK) membawa klien untuk berobat ke
spesialis THT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar