Sabtu, 11 Juni 2016

KAWAN atau LAWAN

Kawan...
Sering kali diartikan sebagai hubungan baik nan akrab antara dua orang manusia atau lebih..
Hubungan sosial yang terjalin begitu intens sehingga hubungan tersebut yang disebut "kawan" bisa naik level menjadi "sahabat"..

Seperti apa sosok "kawan" itu?
Yang aku tahu, kawan itu adalah orang yang dapat menerima kita dengan baik..
Menerima kekurangan kita dan mengerti akan siapa diri kita..
"Kawan" akan selalu melindungi kita, namun jika kita salah maka ia akan menegur kita dengan cara yang baik.. cara yang tidak menyakitkan hati kita..

"Kawan" bukanlah sosok yang membeda bedakan siapa kita, apa agama kita, bagaimana latar belakang pendidikan kita dan seperti apa keluarga kita..
Sosok "kawan" tak pernah melihat perbedaan..
Sosok "kawan" hanya akan merangkul dan bersama belajar agar sama sama maju kearah yang lebih baik..

Lain hal nya dengan "LAWAN"
Terkadang kita terlalu bodoh dan terlalu naif untuk membedakan mana "kawan" dan mana "lawan"
Sering kali kita terjebak dalam situasi yang "ambigu"
Ketika seseorang itu baik pada kita, selalu kita anggap bahwa ialah "kawan" kita..
Namun saat ia berlaku kurang baik, kitapun beranggapan bahwa ia adalah "lawan"!!

Lawan..
Yang aku tahu lawan itu adalah "kawan" yang pandai bersandiwara..
Dalam hidupnya penuh sandiwara..
Selama hidupnya secara fisik dihadapan kita, sikap manisnya membuat kita terbuai..
Namun siapa yang sangka, dibalik sikap manisnya, terselip kebencian akan diri kita..

Tak dipungkiri, tanpa kita sadari sebenarnya kitapun mungkin adalah sosok "lawan" bagi orang lain..
Entah apa yang telah kita perbuat tanpa kita sadari, mungkin sikap kita menyakitkan bagi orang lain..
Hingga pastilah tercipta "dendam" dari orang tersebut pada diri kita..

Introspeksi..
Ya, mungkin ini satu satunya hal yang wajib setiap orang lakukan..
Pandai mengevaluasi diri dan membenahi diri..
Bentuk "komplain" terhadap diri orang lain sepertinya bisa jadi cambuk bagi orang tersebut..
Bukan karena kita tidak suka, namun karena kita ingin bersama menuju arah yang lebih baik..
Mungkin cara yang kita lakukan saja yang salah..
Salah diartikan oleh orang lain!!

Seorang "kawan" sejati pasti tak akan menjerumuskan kawannya ke arah yang tidak baik..
Bilapun kawannya tersebut nyaris terperosok pada jurang keburukan, kawan tersebut akan sekuat tenaga membantu kita agar tidak terperosok lebih dalam..
Entah itu dengan cara yang halus ataupun cara yang sedikit "kasar"..

Saling menyemangati dan mengingatkan dalam hal kebaikan.. itulah "kawan" yang sebenarnya..

Lain halnya dengan "kawan" yang malah menjerumuskan ke hal yang lebih buruk, saling bergotong royong untuk "balas dendam" terhadap orang lain..
Bila dengan orang lain saja mereka bergotong royong untuk menjatuhkan, bagaimana dengan kehidupan pertemanan pribadi mereka?!
Apakah mereka tidak akan saling menjatuhkan satu sama lain?!

Seperti itukah yang layak dikatakan sebagai "kawan"?
Itulah mengapa kita harus pandai pandai membedakan mana "kawan" dan mana "lawan"
Tak selamanya orang baik itu patut dikategorikan sebagai "kawan"
Dan tak seterusnya orang jahat itu bisa disebut "lawan"
Jahat untuk kebaikan, terutama kebaikan pada diri kita sendiri patut kita apresiasi..
Dan tak dipungkiri, kebaikan tersebut juga bisa jadi hanya sebagai "topeng" belaka untuk mencari kelemahan kita dan menusuk kita dari belakang..

Dalam hal ini, kini aku cukup bisa mengambil kesimpulan untuk aku jadikan sebagai bahan pelajaran sendiri..
Bahwa tak selamanya yang baik itu adalah kawan dan yang jahat itu adalah lawan..
Saling introspeksi adalah satu satunya jalan yang paling baik..
Memilih kawan tanpa perduli siapa dia dan apa status sosialnya..
Memilih kawan harus dengan lebih selektif..
Berbuat baik pada setiap orang tak pernah ada ruginya!!
Meskipun orang tersebut telah menyakiti kita, namun sekali lagi tak semua orang patut kita sebut "kawan"..
Dan tak semua orang yang bukan kawan kita berarti adalah "lawan" kita..
Musuh terbesar dalam hidup ini sebenarnya adalah diri kita sendiri..
Bagaimana kita harus bisa mengendalikan diri dari segala bentuk emosi dan kekecewaan terhadap orang lain..

Ya,, ini lah hikmah yang dapat aku petik dari kejadian yang menimpaku beberapa hari terakhir ini..
Tak semua orang patut kita sebut kawan, dan tak semua orang yang menyebalkan adalah lawan kita..
Cukup kita pendam dan nilai sendiri mana sosok yang patut kita katakan sebagai "kawan" yang sesungguhnya..
Karena sekali lagi, dalam hidup pasti akan ada orang yang tak akan pernah suka dengan kita..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar