Sabtu, 21 Juli 2012

klimakterium


BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Klimakterium
Klimakterium adalah masa yang bermula dari akhir tahap reproduksi berakhir pada masa senium dan terjadi pada wanita umur 40-65 tahun. Masa ini ditandai dengan berbagai macam keluhan endokrinologis dan vegetatif.(Sarwono, 1999).
Klimakterium suatu masa peralihan antara tahun-tahun reproduktif akhir dan berakhir pada awal masa senium. Sekitar umur 40-65 tahun. (Endang Purwoastutik, 2008).
Klimakterium masa peralihan yang dilalui seorang wanita dari periode reproduktif ke periode non reproduktif usia 45-50 tahun. (Kasdu Dini, 2002)
Menopause adalah henti darah haid yang terakhir yang terjadi dalam masa klimakterium dan hormon estrogen tidak dibentuk lagi jadi merupakan satu titik waktu dalam masa tersebut. Umumnya terjadi pada umur 45-55 tahun. Pascamenopause adalah masa 3-5 tahun setelah menopause, dijumpai hiper-gonadotropin (FSH dan LH) dan kadang-kadang hipertiroid.
Sindrom klimaterik klinis adalah keluhan-keluhan yang timbul pada masa pramenopause, menopause, dan pasca menopause.Sindrom klimaterik endokrinologis adalah penurunan kadar estrogen, peningkatan kadar gonadotropin (FSH dan LH).




2.2 Masa klimakterium :
Pra menopause adalah waktu 4-5 tahun sebelum menopause. Menopause adalah henti haid seorang wanita. Pasca menopause kurun waktu 3-5 tahun setelah menopause. (Hanifa,1999) Klimakterium Di Bagi Menjadi Dua Tahapan
1 Tahun-tahun dimana saat haid/menstruasi sudah tidak teratur, sering terganggu, atau sudah terhenti sama sekali. Periode ini disebut sebagai masa pra klimakteris.
2 Tahap kedua memunculkan gejala berhentinya secara difinitif organisme yang membentuk sel-sel telur. (Kartini Kartono,2007)

2.3 Gejala-Gejala Klimakterium
Menurut Kartini Kartono, 2007 klimakterium didahului satu fase pendahuluan atau pramenopause, dengan tanda-tanda antara lain :
1. Menstruasi menjadi tidak lancar dan tidak teratur. Biasanya datang dengan interval waktu   yang lebih lambat atau lebih sedikit.
2. Kotoran haid yang keluar banyak sekali ataupun sangat sedikit.
3. Muncul gangguan-gangguan vasomotoris berupa penyempitan atau pelebaran pada pembuluh-pembuluh darah.
4. Merasa pusing-pusing saja, disertai sakit kepala terus menerus.
5. Berkeringat banyak.
6. Neuralgia, dan gangguan saraf lain.

2.4 Perubahan Yang Terjadi Pada Klimakterium
Menurut Endang Purwoastuti, 2008 mengatakan bahwa gejala dan tanda klimakterium disebabkan oleh adanya perubahan pada organ reproduksi, susunan ekstragenital dan adanya gejala klinis.
2. 4.1 Perubahan Pada Organ Reproduksi
1. Ovarium
Pada ovarium yang gagal, keseimbangan antara hormone estrogen dan progesterone akan hilang dengan menurunnya produksi hormone, sehingga menimbulkan pengaruh terhadap sindrom prahaid dan haid itu sendiri. Beberapa wanita mendapatkan bahwa sindrom memburuk selama tahun-tahun klimakterium dan yang lain merasakannya untuk pertama kali.
2. Uterus
Uterus mengecil , disebabkan oleh menciutnya selaput lender rahim (atrofi endometrium) juga disebabkan oleh hilangnya cairan dan perubahan bentuk jaringan ikat antar sel. Serabut dan pembuluh otot rahim menebal dan menonjol
3. Vagina dan Vulva
Setelah wanita tidak haid lagi terjadi penipisan dinding vagina dan jaringan vulva, lipatan –lipatan berkurang secret menjadi encer . sering timbul gatal dan nyeri waktu senggama.
2. 4.2 Perubahan Pada Susunan Ektragenital
1. Penimbunan Lemak (Adipasitas)
Penyebaran lemak terdapat pada tungkai, perut bagian bawah, dan lengan atas. Sekitar 20% wanita klimaterium mengalami kenaikan mencolok. Hal ini diduga ada hubungannya dengan penurunan estrogen dan gangguan zat dasar metabolisme lemak.

2. Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)
Akibat gejolak panas terjadi suatu peningkatan tekanan darah. Pada wanita usia 45-70 tahun diketahui peningkatan tekanan darah tersebut dimulai selama klimakterium.
3. Hiperkolesterolemia
Penurunan atau hilangnya kadar estrogen menyebabkan peningkatan kolesterol dan penurunan lemak total.
4. Aterosklerosis
Adanya hipertensi dan peningkatan kadar kolesterol menyebabkan meningkatnya factor resiko terhadap terjadinya aterosklerosis.
2. 4.3 Gejala Klinis
1. Wajah Memerah (Hot flashes)
Perasaan panas secara tiba-tiba yang muncul mulai dari bagian atas tubuh danmenyebar ke wajah atu seluruh tubuh.
2. Banyak berkeringat pada malam hari.
Gejala karakteristik berikutnya adalah berkeringat pada malam hari, yaitu bersimpuh peluh sewaktu bangun pada malam hari, sehingga perlu ganti pakaian di malam hari yang diikuti perasaan dingin setelahnya.akibatnya mereka mudah lelah dan gampang tersinggung.
3. Sulit tidur (Insomnia)
Hal ini mungkin berkaitan dengan rasa tegang akibat berkeringat malam hari, waah memerah,dan perubahan yang lainnya.


4. Iritasi kulit
Beberapa wanita menderita formikasi yaitu sensasi iritasi di bawah kulit seperti perasaan digigit semut.
2.4.4 Perubahan Psikologis
Sehubungan dengan perubahan fisik terjadi pula pergeseran atau erosi dalam kehidupan psikis pribadi yang bersangkutan. Pergeseran dan perubahan ini mengakibatkan timbulnya satu krisis, dan memanifestasikan diri dalam symptom-simptom psikologis, antara lain: depresi-depresi (kemurungan), mudah tersinggung,mudah marah, mudah curiga, diliputi banyak kecemasan, insomnia atau tidak bisa tidur karena sangat bingung dan gelisah.
2.5 Etiologi
Sebelum haid berhenti seorang wanita terjadi berbagai perubahan dan penurunan fungsi pada ovarium seperti sclerosis pembuluh darah, berkurangnya jumlah folikel dan menurunnya sintesis steroid seks yang disebabkan penurunan sekresi estrogen, sehingga terjadi gangguan umpan balik pada hipofise. (Hanifa,1999)
2.6 Diagnosis
1. Umur dan gejala yang timbul.
1. FSH dan LH (FSH= 10-12x LH=5-10x/estrogen rendah)
2. Kalsium, kolesterol
3. Foto tulang lumbal I
4. Sitologi (Pap Smear)
5. Biopsi endometrium (Mansyur Arif, 2001)

2.7 Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan tahunan terhadap wanita yang sedang berada pada masa klimakterium harus mencakup hal-hal penting seperti :
Tinggi badan : wanita mungkin akan kehilangan TB sebanyak 2,5 cm/lebih.
Kulit : evaluasi terhadap integritas, luka, danperubahan pada tahi lalat, mulut, gigi dan gusi
Pemeriksaan panggul : dengan perhatian terhadap perubahan yang menyertai proses penuaan.
Rektum : periksa adanya massa dan fisura-fisura.
2.8 Penatalaksanaan
1. Sedatif, psikofarma
2. Psikoterapi
3. Balneoterapi (Diit)
4. Hormonal sindrom klimakterium terjadi akibat kekurangan estrogen maka pengobatan yang tepat adalah pemberian estrogen.
2.9 Pencegahan Terhadap Sindrom Klimakterium
1.      Pengaturan makanan rendah lemak/kolesterol, cukup diit A, C, D, E dan cukup serat.2.
2.      Mengkonsumsi makanan yang mengandung fitoestrogen seperti kacang-kacangan, padi, sereal, sayur-sayuran dan makanan dengan kadar gula rendah.3.
3.      Tahapan asupan kalsium 1000-1500 mg/hari dan vitamin D.4.
4.      Kontrol rutin satu tahun sekali ( Pap Smear). (Varney, 2002)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar